Selasa, 02 April 2013

Toharoh


Pagi lalu kami sharing dengan ustad Muhib. Tentang apa? yaa sesuai judul dongzzz. Thoharoh adalah bersuci. Bersuci dibagi menjadi 2. Ada persuci secara fisik, atau lahiriah ada juga ada bersuci secara non fisik atau batiniyah.
Bersuci secara fisik yaitu seperti mandi, berwudlu, membersihkan pakaian, lingkungan, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Ustad Muhib bilang, mungkin karena sekolah ini telah dikenal dengan sisi politiknya kali ya, jadi ya memang bisa diakui kalau dalam berdebat, ilmu pengetahuan politiknya gak usah diragukan lagi lah. Tapi kenapa kamar mandinya bau. Padahalkan muslim. Dan, kebersihan juga diajari dalam Islam. Masa iya, ngerti politik tapi gak ngerti tentang bersih bersih. Sedangkan ia sholat, yang syarat sah sholat adalah suci dari segala najis.  Nah, makannya pagi ini pak Muhib bahas tentang ini. Karena, pak Muhib sayang, dan gak mau kalau murid murid kesayangannya ini sholatnya gak diterima gara gara gak  nerti tentang thoharoh.
Di dalam Al Qur’an, banyak sekali disebutkan ayat ayat tentang sholat. Karena memang sholat ini diutamakan sekali dalam agama Islam. Dalam sholat, pakaian harus diperhatikan, gak sah sholatnya kalau pakaiannya terkena najis. Makannya kalau BAK harus hati hati sama percikan air seninya itu, jangan sampai mengenai pakaian untuk sholat. Soalnya ternyata di neraka itu banyak orang orang yang terjerumus karena pakaian sholatnya terkena najis. Nah lho, gara gara masalah BAK aja, tanggung jawabnya sampai akhirat. Kalau gak hati hati menjaga kebersihan, apalagi pas sholat, hati hati tuh kalau kalau sholatnya gak diterima. Dalam berwudlu juga harus diperhatikan. Apalagi yang ngaku muslim, harus paham betul nih tentang wudlu. Kesalahan yang sering bapak Ust Muhib temui, di kalangan pelajar ini biasanya masalah membasuh tangan sampai ke siku. Pengalaman pak Muhib, pernah lihat anak SMP membasuh tangan tapi gak sampai batas sah nya. Sah membasuh tangan sampai kesiku itu sampai tulang perbatasan lengan, bahkan dianjurkan dilebihkan. Para ulama banyak mengatakan tangan yang dibasuh sedikit melebihi siku tangan, nanti sikunya akan memancarkan cahaya di akhirat kelak insyaAllah. Para ulama menganjurkan untuk berwudlu sebelum sholat, boleh juga sebelum baca Qur’an, atau ada juga yang menganjurkan untuk menjaga wudlu. Jadi, kalau batal, wudlu lagi, batal, wudlu lagi. Tapi kalau pak Muhib gak nganjurin yang itu karena pertimbangannya khawatir boros. Jadi, hemat dikit lah jadi orang. Di Al Qur’an juga kan diperintahkannya bersucilah kamu sebelum melaksanakan sholat.
Bagaimana jika setelah BAK, lalu berwudlu, ada rasa seperti ‘ngompol’ setetes. Nah, kalau yang ini dimaafkan dalam islam. Untuk mengantisipasi, tipsnya, percikkan air beberapa tetes setelah beristinja. Sehingga apabila terasa setelahnya, bisa kemungkinan itu ‘ooh, itu tetesan yang barusan aku percikkan’.
Di era modern ini, pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah sah bersuci menggunakan tisu? Para ulama mutaakhir sepakat bahwa hal ini boleh saja. Karena memang di beberapa tempat biasanya di kereta, atau di pesawat hanya menyediakan tisu. Jadi, boleh saja. Ini seperti pembolehan beristinja menggunakan batu. Walaupun beberapa ulama tetap pada pendapatnya, tidak boleh. Tapi karena ini masalah fikih, dan masalah fikih itu berkembang sehingga bisa saja terjadi perbedaan pendapat.
Begitulah kira kira bahasan kami pagi ini tentang bersuci secara lahiriah, atau kalau bahasa kita mah secara tampaknya di fisik. Lalu bagaimana dengan bersuci secara batiniah, atau menyucikan hati?
Menyucikan hati dari iri, dengki, sombong, ria ternyata ini perlu, bahkan sangat. Karena namanya manusia kadang ada saja rasa sombong, merasa dirinya punya dan bisa segala sesuatu lau merendahkan yang lain. ‘weeh, aku dong paling hebat’, merasa dirinya paling kece, paling bisa, paling keren lah pokoknya disbanding yang lain. Termasuk ria, mengumbar umbar kebaikan karena pingin dilihat orang lain. ‘Lihat nih, tuh barusan aku infaq banyak!’ ‘Uhhhh kemaren dong aku ikutan aksi di Jakarta’, di depan orang lain sholatnya khusyu, suaranya dibagus bagusin dll yang bukan karena Allah, tapi karena ingin dilihat manusia. Lalu, iri hati, melihat yang lain bahagia tuh kayaknya gabisa gitu pinginnya dia yang selalu ada di atas. Dengki terhadap orang lain. Na’udzubillah. Hal hal ini wajar saja terjadi pada manusia, yah namanya juga manusia. Bahkan seorang yang kalian anggap paling alim pun, ustadz ustadz sekalipun bisa saja. Namun, kalau sudah terjadi gejala gejala seperti di atas, segeralah luruskan niat dan bertaubat. Luruskan niat, bisikkan dalam hati dan niatkan karena Allah, bukan yang lain. Kalau karena yang lain jatuhnya ke musyrik. Orang orang musyrik dibenci Allah. Gamaukan dibenci Allah? Makannya cintai dan taati Allah, maka kamu akan selamat. Karena Allah mencintai orang orang yang menyucikan diri dan bertaubat. Tapi taubatnya juga haru bener, jangan taubat sambel. Nah, kalau Allah sudah cinta wah, pokonya enak deh. Yang namanya deket sama Allah it rasanya subhanallah gak bisa dikatakan lewat kata kata deh. So, sucikan dirimu agar sholatmu diterima, sucikan hatimu dari segala dosa dan maksiat agar selalu dekat dengan Allah dan supaya dicinta sama Allah.
Sebenarnya bahasan tentang toharoh ini cukup luas, namun karena pagi ini waktunya terbatas jadi sekian dulu, semoga bermanfat. Manfaatkanlah waktumu dan nikmat sehatmu. Karena, banyak orang yang tertipu dengan nikmat sehat dan waktu luang.

sardiny

Tidak ada komentar:

Posting Komentar